Senin, 03 Juli 2023


Jika ada yang ENTENG kenapa memilih yang BERAT

Bagaimana cara kita supaya bisa berada dalam situasi hidup yang tidak memiliki beban berat?
Jawabannya ada di Matius 7:7-11
1. Tidak suka menghakimi orang lain
Ayat 1-2 “Janganlah menghakimi orang lain, supaya kalian sendiri juga jangan dihakimi oleh Allah. Sebab sebagaimana kalian menghakimi orang lain, begitu juga Allah akan menghakimi kalian. Dan ukuran yang kalian pakai untuk orang lain, akan dipakai juga oleh Allah untuk kalian.
2. Mengerti hak yang harus kita terima.
Ayat 7-8 “Mintalah, maka kalian akan menerima. Carilah, maka kalian akan mendapat. Ketuklah, maka pintu akan dibukakan untukmu.
Karena orang yang minta akan menerima; orang yang mencari akan mendapat; dan orang yang mengetuk, akan dibukakan pintu.
Firman Tuhan jelas menegaskan kepada kita bahwa ada 3 hal yang dianjurkan Tuhan untuk kita lakukan setelah kita menjadi percaya kepada Tuhan Yesus Kristus.
Kita orang percaya harus sadar bahwa kita ini sudah memiliki hak istimewa sbg Anak Allah yg mewarisi kerajaan Allah. Kerajaan Allah diwariskan kepada anak2 ALLAH (Orang Kristen), bukan kepada anak2 dunia. Untuk itu kita bisa memanfaatkan hak istimewa tersebut karena kita adalah pewaris kerajaan Allah yang maha tinggi.
Sekarang, apa yg Anda inginkan ketika Anda berada di hadirat Allah? Matius 7:7-8
1.Minta: kata kerja Aktif : yang artinya selalu dilakukan terus menerus. Yaitu kita bisa meminta kepada Bapa karena pada dasarnya kita selalu merasa kurang dan hendaklah selalu meminta kepada Bapa yg memiliki segalanya. Kita bisa meminta dengan beberapa pengertian sbb:
-Kesadaran akan kebutuhan dan kepercayaan bhw Allah mendengarkan dan mengabulkan doa kita. Contohnya Raja Salomo meminta hikmat dr Tuhan dan Tuhan mengabulkannya. Dia menjadi raja yg memiliki hikmat paling terbesar di seluruh dunia
-Dan jika kita meminta sesuatu kepada Tuhan, haruslah sesuatu yang kita mengerti. Jangan meminta sesuatu yang tidak kita mengerti. Maka Bapa akan memberikan LEBIH dari apa yg kita minta dan butuhkan.
Sebab, meminta sesuatu yang tidak kita mengerti hanya akan menimbulkan kekacauan.
Sebagai contoh, Putri Herodes (Matius 14:6-11) Meminta sesuatu yang tidak dia mengerti.
1 Yohanes 5:15+15
Maka dari itu penting sekali meminta kepada Tuhan sesuatu yang kita sendiri mengerti dan mintalah dalam doa dan ucapan syukur.
Ada resiko yg akan kita terima jika kita berdoa hanya utk mementingkan diri sendiri. Yakobus 3:16 : Di mana ada cemburu dan sifat mementingkan diri sendiri, di situ juga terdapat kerusuhan dan segala macam perbuatan yang jahat.
Matius 7:21 : “Tidak semua orang yang memanggil Aku, ‘Tuhan, Tuhan,’ akan menjadi anggota umat Allah, tetapi hanya orang-orang yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga.
Dalam hal ini Tuhan jelas-jelas menolak doa kita krn doa itu hanya mementingkan diri sendiri.
2.Cari: Carilah dahulu kerajaan Allah. Allah menetapkan hukum yang harus kita patuhi sebagai orang yang sudah dibenarkan oleh Allah. Yaitu hukum kerajaan Allah.
Dan Allah menjamin bahwa segala sesuatu yang kita butuhkan pasti akan dipenuhi dan dicukupkan meskipun kita tidak mengatakannya sekalipun asalkan kita mau mematuhi hukum kerajaan Allah. Yaitu mendahulukan perkara-perkara rohani terlebih dahulu sebelum kita mengurusi perkara-perkara duniawi.
Hal ini menunjukkan permohonan kita yang sungguh-sungguh kepada Bapa yang sanggup menjawab setiap doa.
3.Ketuk: Ketuklah pintu/Hati/Kehendak/Perkenaan Tuhan
Ketika kita menghadapi berbagai macam persoalan hidup, ada kalanya kita mengalami jalan buntu. Dan ada beberapa persoalan yang kita benar-benar tidak bisa menyelesaikannya.
Hanya Yesus yg mengerti dan yang sanggup menyelesaikannya. Maka, kita harus datang
kepada Tuhan Yesus dan mengetuk pintu hatinya, kehendaknya, perkenaanNya sampai pintu dibukakan.
Pintu: Bisa juga diartikan sebagai "Peluang" (pintu kesempatan) peluang bisnis, jalan keluar bagi masalah apapun. Dan oleh perkenaan Tuhan saja itu bisa terjadi.
Karena Tuhan Yesus adalah pintu dan Dia selalu siap membukakan pintu bagi siapapun yang mengetuk dengan kesungguhan hati.
Kesimpulan, Tuhan Yesus yang oleh karena pengorbananNya di kayu salib pada akhirnya telah menyediakan cara yang mudah bagi setiap orang untuk menjalani kehidupan ini. Tapi manusia sukanya mencari cara dan jalannya sendiri untuk mendapatkan jawaban dan kepuasan. Namun semuanya itu sia-sia. Mereka seringkali menciptakan masalah-masalahnya sendiri dan membuat hidup mereka ditimpa berbagai macam kemalangan dan kesusahan serta beban hidup yang berat. Namun tangan Tuhan tetap terbuka bagi siapa saja yang mau datang kepadaNya dan pintu keselamatan tetap terbuka selama masa anugerah ini. Mari kita semua orang percaya untuk tetap semangat melayani Tuhan, bersaksi tentang kasih Tuhan Yesus dan menyelamatkan yang terhilang. Sebab Allah menghendaki semua orang diselamatkan. Biarlah hidup kita tetap menjadi terang dan menjadi berkat bagi semua orang.
Tuhan Yesus memberkati. .✝😇🙏

Jumat, 23 Juni 2023

Penjabaran mengenai Hidup baru Yang berkemenangan dalam Kristen


 

Penjabaran mengenai Hidup baru Yang berkemenangan dalam Kristen

Hidup baru yang berkenangan dalam Kristen merujuk pada transformasi yang dialami oleh seseorang ketika ia memutuskan untuk percaya dan mengikuti Yesus Kristus. Hidup baru ini adalah hasil dari karya keselamatan Kristus di salib dan hadirnya Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya.

Penjabaran mengenai hidup baru yang berkenangan dalam Kristen meliputi beberapa aspek berikut:

Pengampunan dosa: Ketika seseorang mempercayai Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya, dosa-dosanya diampuni. Hidup baru dimulai dengan kebebasan dari beban dan konsekuensi dosa yang telah dilakukan sebelumnya. Allah mengampuni dosa-dosa kita karena pengorbanan Kristus yang ganti rugi atas dosa-dosa manusia.

Transformasi hati: Roh Kudus, yang hadir dalam kehidupan orang percaya, bekerja untuk mengubah hati dan pikiran mereka. Pada saat pertobatan, hati yang keras dan tidak taat berubah menjadi hati yang lembut dan patuh terhadap kehendak Allah. Orang percaya diajak untuk hidup dalam ketaatan kepada ajaran-ajaran Yesus dan mengembangkan karakter yang mencerminkan-Nya.

Hidup dalam kuasa Roh Kudus: Ketika seseorang hidup baru dalam Kristus, Roh Kudus memberikan kuasa dan kekuatan-Nya untuk membantu dalam menjalani kehidupan Kristen. Roh Kudus membimbing, mengajar, menguatkan, dan memberikan karunia-karunia rohani kepada orang percaya agar dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah.

Hubungan dengan Allah: Hidup baru dalam Kristus juga mencakup memiliki hubungan yang intim dengan Allah Bapa. Melalui Yesus Kristus, kita dapat datang kepada Bapa dengan kebebasan dan kepercayaan, mengetahui bahwa kita adalah anak-anak-Nya yang dikasihi. Kita dapat berbicara kepada-Nya dalam doa, mendengarkan Firman-Nya, dan hidup dalam persekutuan dengan-Nya sehari-hari.

Pelayanan dan kesaksian: Hidup baru dalam Kristus menghasilkan keinginan untuk melayani dan memberikan kesaksian tentang kasih dan kebaikan Allah kepada orang lain. Setiap orang percaya dipanggil untuk mengasihi sesama, membagikan Injil, dan menjadi saksi hidup bagi kuasa penyelamatan Kristus dalam kehidupan mereka sendiri.

Hidup baru yang berkenangan dalam Kristen adalah perjalanan rohani yang terus berkembang. Orang percaya diundang untuk terus tumbuh dalam pengenalan akan Allah dan hidup dalam kehendak-Nya. Melalui hidup baru ini, kita dapat mengalami sukacita, damai sejahtera, dan pengharapan yang penuh dalam hubungan kita dengan Allah dan sesama.

Hidup baru yang berkemenangan dalam Kristen merujuk pada transformasi rohani yang terjadi pada seseorang ketika ia menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadi. Ini melibatkan perubahan fundamental dalam pikiran, hati, dan perilaku seseorang sebagai hasil dari kuasa penyelamatan dan pemulihan yang diberikan oleh Yesus Kristus.

Proses hidup baru yang berkemenangan dimulai dengan pengakuan dosa dan kebutuhan akan pengampunan. Orang percaya menyadari bahwa mereka telah berdosa dan terpisah dari Allah, dan mereka menyadari bahwa hanya melalui kematian dan kebangkitan Yesus Kristus mereka dapat ditebus dan dipulihkan dalam hubungan yang benar dengan Allah. Dengan percaya dalam pengorbanan Kristus di kayu salib, seseorang menerima pengampunan dosa dan hidup yang baru dalam Kristus.

Setelah seseorang menerima Kristus, Roh Kudus mulai bekerja dalam hidup mereka. Roh Kudus adalah kuasa yang memberdayakan dan membimbing orang percaya untuk hidup seturut kehendak Allah. Ini melibatkan transformasi dalam pola pikir, kebiasaan, dan nilai-nilai. Orang percaya mulai mengembangkan karakter Kristus, yang mencakup kasih, kebaikan, kesabaran, kelemahlembutan, dan kendali diri.

Hidup baru dalam Kristus juga mencakup hidup dalam persekutuan dengan Allah dan sesama orang percaya. Orang percaya diajak untuk bersekutu dengan Allah melalui doa, membaca dan mempelajari Firman Tuhan (Alkitab), dan berpartisipasi dalam ibadah bersama. Mereka juga diajak untuk hidup dalam persekutuan dengan sesama orang percaya sebagai bagian dari tubuh Kristus, gereja. Dalam persekutuan ini, mereka saling membangun, menguatkan, dan mendukung satu sama lain dalam iman mereka.

Hidup baru yang berkemenangan dalam Kristen juga mencakup tugas-tugas dan panggilan pelayanan. Setiap orang percaya diberikan karunia-karunia rohani oleh Roh Kudus untuk digunakan dalam membangun tubuh Kristus dan melayani dunia. Ini bisa mencakup pelayanan dalam bentuk pengajaran, penggembalaan, pelayanan sosial, penginjilan, atau pelayanan lainnya sesuai dengan karunia dan panggilan individu.

Selain itu, hidup baru dalam Kristus juga menjanjikan harapan kehidupan kekal. Orang percaya yakin bahwa mereka memiliki janji kehidupan yang abadi bersama Allah setelah kematian fisik mereka. Ini memberikan pengharapan dan kepastian dalam menghadapi tantangan dan penderitaan dalam dunia ini, karena mereka tahu bahwa ada kehidupan yang lebih baik yang menanti di hadapan mereka.

Dalam hidup baru yang berkemenangan dalam Kristen, seseorang mengalami pembebasan dari dosa, keselamatan, transformasi batin, persekutuan dengan Allah dan sesama orang percaya, panggilan pelayanan, dan harapan kehidupan kekal. Ini adalah anugerah dan karunia Allah yang diberikan kepada setiap orang


Definisi Keselamatan Secara Rohani Kristen

Keselamatan secara rohani dalam konteks Kristen merujuk pada pemahaman keyakinan dan pengalaman seseorang tentang keselamatan jiwa mereka melalui iman kepada Yesus Kristus. Ini melibatkan keselamatan dari dosa, pemulihan hubungan dengan Allah, dan harapan hidup kekal di surga. 

Dalam tradisi Kristen, manusia dianggap berdosa dan terpisah dari Allah karena dosa asal yang diwarisi dari Adam dan Hawa. Namun, Allah, dalam kasih-Nya yang besar, menyediakan jalan keselamatan melalui Yesus Kristus. Keselamatan secara rohani diperoleh melalui iman kepada Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan pribadi. 

Iman menjadi faktor kunci dalam keselamatan rohani Kristen. Iman adalah kepercayaan yang teguh dan penerimaan yang penuh terhadap karya keselamatan yang dilakukan oleh Yesus Kristus melalui kematian-Nya di kayu salib dan kebangkitan-Nya dari kematian. Melalui iman ini, orang percaya mengakui dosa-dosanya kepada Allah, menerima pengampunan-Nya, dan menyerahkan hidup mereka kepada-Nya.

Keselamatan rohani juga melibatkan proses pertumbuhan dan transformasi spiritual yang disebut sebagai pembaharuan rohani. Setelah menerima keselamatan, orang percaya mengalami perubahan dalam pola pikir, sikap, dan perilaku mereka. Roh Kudus, yang hadir dalam hidup orang percaya, membimbing dan membantu mereka dalam proses ini, membantu mereka menjadi semakin serupa dengan gambaran Kristus.

Keselamatan secara rohani Kristen juga melibatkan harapan kehidupan kekal di surga setelah kematian. Orang percaya diyakini akan hidup bersama dengan Allah untuk selama-lamanya, menikmati persekutuan yang sempurna dengan-Nya dan dengan sesama orang percaya.

Penting untuk diingat bahwa definisi keselamatan secara rohani Kristen dapat bervariasi di antara denominasi dan aliran teologis dalam tradisi Kristen. Namun, inti dari keselamatan rohani tetap berpusat pada iman kepada Yesus Kristus sebagai jalan tunggal untuk berdamai dengan Allah dan menerima hidup kekal di hadapan-Nya.

Keselamatan secara rohani Kristen mengacu pada pemahaman dan pengalaman kehidupan yang dibangun di atas dasar iman kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan pribadi. Dalam perspektif Kristen, keselamatan rohani melibatkan pembebasan dari dosa dan kehidupan yang berdampak kekal bersama dengan Allah. 

Keselamatan secara rohani Kristen didasarkan pada keyakinan bahwa manusia dilahirkan dalam dosa dan terpisah dari Allah. Namun, melalui karya Yesus Kristus yang disalibkan dan kebangkitannya, manusia memiliki kesempatan untuk ditebus dan hidup dalam persekutuan dengan Allah. Ini dicapai melalui iman pribadi dalam Yesus Kristus sebagai Juruselamat, penerimaan anugerah-Nya, dan pengubahan hati oleh Roh Kudus. 

Keselamatan rohani Kristen juga melibatkan pertobatan, yaitu perubahan hati dan orientasi hidup yang mencerminkan kehendak Allah. Pertobatan mencakup penyesalan atas dosa-dosa kita, pengakuan kepada Allah, dan tekad untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Ini melibatkan hubungan pribadi dengan Allah melalui doa, membaca Alkitab, pelayanan di gereja, dan hidup yang taat terhadap ajaran-Nya.

Keselamatan rohani Kristen juga memiliki dimensi sosial yang kuat. Hal ini mengajarkan agar umat Kristen hidup dalam kasih, mengasihi sesama, memberikan pertolongan kepada yang membutuhkan, dan melayani orang lain dengan rendah hati. Keselamatan rohani Kristen tidak hanya berfokus pada kehidupan setelah mati, tetapi juga menekankan pentingnya mengalami dan membagikan kerajaan Allah di dunia ini.

Dalam kesimpulannya, keselamatan secara rohani Kristen melibatkan pembebasan dari dosa, pemulihan hubungan dengan Allah melalui Yesus Kristus, perubahan hati dan hidup yang mencerminkan kehendak-Nya, serta hidup dalam kasih dan pelayanan kepada sesama. Ini adalah suatu kehidupan yang berpusat pada iman, pertobatan, dan hubungan yang erat dengan Allah melalui Yesus Kristus.

Secara Rohani Kristen, Haruskah kita diselamatkan? 

Dalam keyakinan Kristen, doktrin penyelamatan memainkan peran sentral. Menurut ajaran Kristen, manusia dilahirkan dalam dosa akibat pemberontakan manusia pertama, yaitu Adam, terhadap Allah. Dosalah yang memisahkan manusia dari Allah dan menghasilkan konsekuensi kekal, yaitu pemisahan dari hadirat Allah dan kematian spiritual.

Namun, dalam kasih karunia dan rahmat Allah, Yesus Kristus datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari dosa dan penebusan. Melalui karya penebusan-Nya di salib, Yesus Kristus menggantikan hukuman dosa kita dan membuka jalan bagi kita untuk mendapatkan pengampunan dan kehidupan yang kekal bersama Allah. 

Dalam Alkitab, kitab Yohanes 3:16 menjelaskan, "Sebab begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." Dalam hal ini, percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat adalah kunci untuk menerima penyelamatan yang ditawarkan oleh Allah.

Namun demikian, penting untuk diingat bahwa penyelamatan adalah sebuah anugerah dan pemberian Allah. Tidak ada yang dapat melakukan perbuatan atau usaha sendiri yang dapat memperoleh keselamatan. Iman dan percaya kepada Yesus Kristus adalah respons yang diperlukan dari kita sebagai umat Kristen, tetapi keselamatan itu sendiri adalah hasil dari kasih karunia Allah.

Secara rohani Kristen, keyakinan umumnya adalah bahwa manusia membutuhkan keselamatan. Ajaran Kristen mengajarkan bahwa manusia dilahirkan dalam dosa akibat keturunan Adam dan Hawa, dan sebagai akibatnya, mereka terpisah dari Allah. Namun, Allah dalam kasih-Nya memberikan jalan untuk menyelamatkan umat manusia melalui Yesus Kristus.

Dalam ajaran Kristen, diyakini bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah yang menjadi manusia untuk menebus dosa-dosa manusia melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Orang-orang yang menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi mereka diyakini akan menerima pengampunan dosa dan hidup kekal bersama Allah.

Dalam Kitab Suci Kristen, terdapat banyak kutipan yang menggarisbawahi pentingnya iman dan keselamatan, seperti Yohanes 3:16 yang menyatakan, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."

Namun, penting untuk dicatat bahwa setiap individu memiliki kebebasan dalam memilih untuk menerima atau menolak keselamatan yang ditawarkan oleh Yesus Kristus. Bagi orang Kristen, keselamatan dianggap sebagai anugerah Allah yang diterima melalui iman, bukan hasil dari usaha manusia semata.

Pendekatan terhadap keselamatan dalam konteks rohani Kristen dapat berbeda-beda tergantung pada denominasi dan interpretasi individu, tetapi keyakinan umum adalah bahwa manusia membutuhkan keselamatan dan bahwa keselamatan itu ditemukan dalam hubungan pribadi dengan Yesus Kristus melalui iman.

Kesimpulannya, dalam perspektif rohani Kristen, manusia membutuhkan penyelamatan karena dosa dan pemisahan dari Allah. Penyelamatan diberikan melalui iman dan percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat, sebagai anugerah dari Allah.

Kamis, 22 Juni 2023

MENGAPA YESUS HARUS MATI/DISALIBKAN?


Deskripsi Kematian Yesus:

Kematian Yesus di kayu salib adalah salah satu peristiwa paling penting dalam sejarah agama Kristen. Menurut catatan Perjanjian Baru dalam Alkitab, Yesus Kristus, yang diyakini sebagai Putra Allah dan Mesias, disalibkan oleh otoritas Romawi pada abad pertama Masehi.

Proses salib yang menyebabkan kematian Yesus dimulai dengan penangkapan-Nya di Taman Getsemani setelah pengkhianatan Yudas Iskariot. Yesus kemudian dihadapkan pada pengadilan, terutama di hadapan Pontius Pilatus, gubernur Romawi yang bertanggung jawab atas wilayah Yudea pada saat itu. Walaupun Pilatus melihat bahwa Yesus tidak bersalah, tekanan dari orang-orang Yahudi yang menuntut hukuman mati membuat Pilatus mengambil keputusan yang berat.

Proses penyaliban Yesus dimulai dengan penderitaan fisik yang parah. Ia dipukuli, dicemooh, dan ditertawakan oleh prajurit Romawi yang menjalankan tugas penyaliban. Tubuh-Nya dilecehkan dengan corong duri yang dibuat sebagai mahkota dan dipasang di kepala-Nya. Lalu, Yesus dipaksa membawa salib-Nya sendiri ke tempat eksekusi yang disebut Golgota atau Bukit Tengkorak.

Setelah tiba di Golgota, Yesus disalibkan pada salib dengan menggunakan paku besi yang ditancapkan pada pergelangan tangan dan kakinya. Proses ini sangat menyakitkan dan menyebabkan penderitaan fisik yang tak terbayangkan. Kematian melalui penyaliban adalah sebuah hukuman yang brutal dan kejam yang sering digunakan oleh Romawi untuk menghukum penjahat dan pemberontak.

Yesus mengalami penderitaan fisik selama beberapa jam sebelum akhirnya meninggal. Menurut catatan Alkitab, Ia meninggal dengan mengucapkan kata-kata terakhir seperti "Bapa, kepada-Mu kukembalikan roh-Ku" (Lukas 23:46). Setelah kematian-Nya, Yesus diturunkan dari salib dan dimakamkan dalam sebuah kubur. 

Penting untuk dicatat bahwa bagi umat Kristen, kematian Yesus di kayu salib memiliki makna yang mendalam. Mereka percaya bahwa Yesus menderita dan mati sebagai pengorbanan-Nya untuk menebus dosa umat manusia. Kematian dan kebangkitan-Nya diyakini sebagai bagian dari rencana keselamatan Allah untuk memperdamaikan manusia dengan-Nya. Oleh karena itu, peristiwa kematian Yesus di kayu salib menjadi pusat pengajaran dan ibadah dalam agama Kristen.

 

Mengapa Yesus Harus Mati?

Menurut keyakinan Kristen, Yesus disalibkan sebagai bagian dari rencana keselamatan Allah bagi umat manusia. Berdasarkan Alkitab, Yesus adalah Anak Allah yang menjadi manusia untuk menebus dosa-dosa umat manusia melalui kematian-Nya di salib.

Menurut keyakinan Kristen, Yesus Kristus disalibkan sebagai bagian dari rencana penyelamatan yang dinyatakan dalam ajaran agama Kristen. Ada beberapa alasan yang dikemukakan dalam tradisi Kristen mengapa Yesus harus disalibkan:

Menurut ajaran Kristen, dosa adalah perbuatan yang melanggar kehendak Allah, dan setiap manusia telah berdosa. Dosa-dosa ini memisahkan manusia dari Allah dan menghasilkan hukuman mati rohani, yaitu pemisahan abadi dari Allah. Namun, Allah, dalam kasih-Nya, ingin memberikan kesempatan kepada umat manusia untuk mendapatkan pengampunan dan hidup yang kekal bersama-Nya.

Yesus dipercaya sebagai "Anak Domba Allah yang mengambil dosa dunia" (Yohanes 1:29). Melalui kematian-Nya di salib, Yesus menggantikan umat manusia dan menerima hukuman dosa yang seharusnya mereka terima. Kematian-Nya di salib dipandang sebagai pengorbanan yang sempurna dan penebusan yang memadai bagi dosa-dosa manusia.

Selain itu, kematian dan kebangkitan Yesus juga memiliki makna teologis yang mendalam dalam ajaran Kristen. Kebangkitan Yesus setelah kematian-Nya menegaskan kuasa-Nya atas dosa dan kematian, serta menjanjikan hidup kekal bagi semua yang percaya kepada-Nya.

Pengorbanan Yesus di salib dipahami sebagai tindakan kasih Allah yang tak terbandingkan, yang menunjukkan kesediaan-Nya untuk menebus umat manusia dan membawa mereka kembali kepada-Nya. Bagi umat Kristen, salib menjadi simbol penting keselamatan, pengampunan dosa, dan harapan akan hidup kekal bersama Allah.

Penggenapan nubuat: Menurut Perjanjian Lama dalam Alkitab Kristen, terdapat banyak nubuat mengenai Mesias yang akan datang dan menderita mati sebagai korban penyelamatan bagi umat manusia. Penggenapan nubuat-nubuat ini diyakini terjadi melalui kematian Yesus di atas salib.

Penghapusan dosa: Dalam pandangan Kristen, semua manusia berdosa dan terpisah dari Allah karena dosa-dosa mereka. Yesus dipercaya sebagai Anak Allah yang datang ke dunia untuk menebus dosa-dosa manusia melalui kematian-Nya di salib. Dalam pemahaman ini, kematian Yesus menjadi korban pengganti yang memungkinkan pengampunan dosa dan pemulihan hubungan antara manusia dan Allah.

Kasih Allah yang besar: Kematian Yesus di salib diyakini sebagai bukti kasih Allah yang besar kepada umat manusia. Yesus dipandang sebagai penebus dan juru selamat yang menunjukkan kasih-Nya dengan rela menderita dan mati bagi umat manusia. Kasih ini dilihat sebagai tindakan penebusan yang mengubah nasib manusia dan memberikan kesempatan bagi kehidupan kekal bersama Allah.

Teladan hidup: Kematian Yesus di salib juga dianggap sebagai teladan hidup bagi orang-orang percaya. Yesus mengajarkan pentingnya mengorbankan diri dan mengasihi sesama. Kematian-Nya dianggap sebagai contoh kesetiaan, keberanian, dan kepatuhan kepada Allah yang harus diikuti oleh para pengikut-Nya.

Pandangan mengenai mengapa Yesus harus disalibkan dapat berbeda-beda dalam tradisi dan teologi Kristen. Penjelasan di atas mencakup beberapa pandangan umum yang diyakini oleh umat Kristen, tetapi ada variasi dalam penafsiran dan pemahaman antar denominasi Kristen.

 

Apa Itu Trinitas?


Trinitas adalah konsep teologis yang berkaitan dengan pemahaman tentang Allah dalam agama Kristen. Istilah "Trinitas" berasal dari bahasa Latin yang berarti "tiga" atau "tiga kali lipat". Konsep Trinitas menyatakan bahwa Allah adalah satu dalam tiga pribadi ilahi yang berbeda, yaitu Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus.

 

Pertama, Allah Bapa dianggap sebagai sumber kehidupan dan pencipta segala sesuatu. Ia dianggap sebagai pribadi ilahi yang mengendalikan, memelihara, dan mengasihi alam semesta. Allah Bapa juga dikaitkan dengan kebijaksanaan dan kekuasaan ilahi.

 

Kedua, Allah Anak merujuk kepada Yesus Kristus, yang dianggap sebagai inkarnasi Allah. Dalam konsep Trinitas, Yesus diakui sebagai pribadi ilahi yang menjadi manusia untuk menebus dosa umat manusia. Ia adalah wujud kasih Allah yang menyelamatkan umat manusia melalui kematian-Nya di kayu salib dan kebangkitan-Nya dari kematian.

 

Ketiga, Allah Roh Kudus dipahami sebagai pribadi ilahi yang hadir di dalam umat Kristen untuk memberikan panduan, kekuatan, dan pemahaman rohani. Roh Kudus dianggap sebagai penghibur dan penolong yang membimbing orang percaya dalam kebenaran dan kehidupan yang benar.

 

Meskipun konsep Trinitas tidak dijelaskan secara rinci dalam Alkitab, para teolog Kristen mengembangkan konsep ini berdasarkan interpretasi kitab-kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Trinitas mencerminkan keyakinan bahwa Allah adalah satu, tetapi dalam keberagaman pribadi yang saling berkaitan.

 

Penting untuk dicatat bahwa konsep Trinitas memiliki kompleksitas teologis yang sulit dipahami sepenuhnya oleh manusia. Trinitas sering dijelaskan sebagai misteri ilahi yang melebihi pemahaman akal manusia. Ini menggambarkan keagungan dan kedalaman Allah yang melampaui batasan pemikiran manusia.

 

 

Trinitas adalah sebuah konsep teologis dalam agama Kristen yang mengacu pada keberadaan Tuhan dalam tiga pribadi yang saling berkaitan, yaitu Allah Bapa, Allah Anak (Yesus Kristus), dan Roh Kudus. Konsep ini merupakan bagian integral dari doktrin Kristen dan diterima oleh berbagai denominasi Kristen, termasuk Gereja Katolik, Gereja Ortodoks, dan sebagian besar aliran Protestan.

 

Dalam Trinitas, terdapat keyakinan bahwa Allah adalah satu dalam zat dan ada dalam tiga pribadi yang berbeda. Setiap pribadi di dalam Trinitas dianggap memiliki kodrat dan substansi ilahi yang sama, serta bersifat abadi, tak terbatas, dan sempurna. Meskipun ketiga pribadi ini berbeda dalam peran dan hubungan mereka dalam sejarah penyelamatan manusia, mereka tetap satu dalam hakikat ilahi mereka.

 

Allah Bapa dianggap sebagai sumber dan pencipta segala sesuatu. Dia adalah Allah yang disembah dalam Perjanjian Lama dan diakui sebagai Bapa dari Anak-Nya, Yesus Kristus. Yesus Kristus, Allah Anak, diyakini sebagai inkarnasi Allah dalam diri manusia. Ia lahir dari Bunda Maria melalui konsepsi ilahi, hidup sebagai manusia, dan mengorbankan diri-Nya untuk penebusan dosa umat manusia melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Roh Kudus, yang diutus oleh Bapa dan Anak, dianggap sebagai pembawa kehadiran dan kuasa Allah di dalam dunia ini. Roh Kudus memberikan bimbingan, penyataan kebenaran, dan kuasa rohani kepada umat Kristen.

 

Konsep Trinitas mencoba menjelaskan hubungan yang kompleks antara Allah Bapa, Allah Anak, dan Roh Kudus, yang sulit dipahami sepenuhnya oleh akal manusia. Beberapa analogi yang sering digunakan untuk membantu memahami Trinitas adalah mata air yang mengalir, dengan satu sumber tetapi tiga aliran yang berbeda, atau matahari dengan cahaya, panas, dan energi yang merupakan bagian integral dari satu kesatuan.

 

Dalam kesimpulannya, Trinitas adalah sebuah konsep teologis yang menggambarkan keberadaan Allah dalam tiga pribadi yang saling berkaitan, yaitu Allah Bapa, Allah Anak (Yesus Kristus), dan Roh Kudus. Meskipun sulit dipahami sepenuhnya oleh akal manusia, konsep ini merupakan bagian sentral dari doktrin Kristen dan merupakan dasar keyakinan bagi umat Kristen.

 

Tentu, saya bisa membantu Anda dengan pertanyaan mengenai konsep Trinitas. Berikut ini beberapa pertanyaan umum dan jawabannya:

 

Pertanyaan: Apa itu Trinitas?

Jawaban: Trinitas adalah konsep dalam teologi Kristen yang menggambarkan Tuhan sebagai satu entitas yang ada dalam tiga pribadi, yaitu Allah Bapa, Yesus Kristus (Anak), dan Roh Kudus.

 

Pertanyaan: Bagaimana konsep Trinitas dapat dijelaskan?

Jawaban: Konsep Trinitas tidak dapat sepenuhnya dimengerti oleh akal manusia karena melibatkan misteri yang tidak dapat dijelaskan sepenuhnya. Namun, konsep ini mengajarkan bahwa Allah adalah satu dalam keberadaan-Nya, tetapi ada dalam tiga pribadi yang berbeda secara individual.

 

Pertanyaan: Apa peran masing-masing pribadi dalam Trinitas?

Jawaban: Dalam Trinitas, Allah Bapa dianggap sebagai pencipta dan sumber dari segala sesuatu. Yesus Kristus, Anak Allah, adalah pribadi yang inkarnasi menjadi manusia, mengorbankan diri-Nya untuk menebus dosa manusia. Roh Kudus adalah hadirat Allah yang bekerja dalam dunia dan di dalam hati orang percaya untuk memberikan penghiburan, pemimpin, dan kebijaksanaan.

 

Pertanyaan: Bagaimana Trinitas berhubungan dengan doktrin Kristen?

Jawaban: Konsep Trinitas merupakan doktrin sentral dalam teologi Kristen. Ia menekankan bahwa Allah adalah satu, tetapi juga mengungkapkan diri-Nya dalam tiga pribadi yang saling berhubungan. Trinitas mempengaruhi pemahaman tentang sifat Allah, karya keselamatan, dan hubungan antara Allah dan umat manusia.

 

Pertanyaan: Dapatkah Trinitas ditemukan dalam Alkitab?

Jawaban: Meskipun istilah "Trinitas" tidak ditemukan secara eksplisit dalam Alkitab, banyak teks dalam Alkitab memberikan dasar untuk konsep ini. Contohnya termasuk pernyataan Yesus tentang hubungan-Nya dengan Bapa dan pengajaran mengenai Roh Kudus sebagai Penolong yang akan datang.

 

Pertanyaan: Apakah Trinitas diterima oleh semua denominasi Kristen?

Jawaban: Konsep Trinitas merupakan dasar iman Kristen dan diterima oleh sebagian besar denominasi Kristen. Namun, ada perbedaan dalam penekanan dan pengertian yang mungkin ada di antara denominasi-denisasi tersebut.

 

Harap dicatat bahwa konsep Trinitas adalah subjek teologi yang kompleks dan sering kali diperdebatkan. Jawaban di atas mencakup pandangan umum, tetapi ada variasi dalam interpretasi dan pemahaman di antara cendekiawan dan komunitas Kristen.


Virus Corona Dan Iman Kristen

 


Tidak ada sesuatu pun kejadian di dunia ini yang di luar kehendak dan kontrol Allah.
Dunia saat ini sedang mencekam karena berita mengenai virus corona yang berasal dari Kota Wuhan China dan kini sudah menyebar ke berbagai belahan dunia. Ratusan korban berjatuhan dan ribuan lagi sudah terinveksi dan sedang dalam masa ktitis.
Namun kita perlu tahu bahwa semua orang yang terdampak virus corona dan yang mati karenanya memang sudah ditentukan akan menerima bagiannya dengan cara sedemikian. Siapapun bisa menghadapi kenyataan itu.
Bukan hanya karena virus corona saja tapi bisa karena berbagai sebab. Mau atau tidak mau. Baik yang sudah mengadakan pengamanan atau yang tidak. Tapi tentunya usaha manusia untuk pencegahan memang tetap harus dilakukan.
Walau semua itu tidak menjamin jika kita tidak sampai tertular.
Biarpun wabah itu terjadi dan berada di sekian mill jauhnya dari kita, tapi jika kehendak Tuhan mengatakan bahwa kita harus mati karena virus itu, maka tidak ada yang bisa disalahkan. Terlebih mengutuk, mengecam dan mengadili warga China sebagai biang kehebohan dunia karena penyakit ini.
Begitu pula sebaliknya, walau kita berada sangat dekat dengan pasien terjangkit virus corona, jika Tuhan menghendaki kita masih harus tetap hidup, maka tidak ada yang bisa menghentikan kuasaNya. PerlindunganNya akan diberikan kepada siapa saja yang namanya dikehendaki Allah untuk tetap bertahan.
Sebab segala sesuatu sudah diperhitungkan dan dikendalikan oleh Allah sendiri.
Mari kita mengingat peristiwa bangsa Israel yang dipimpin Tuhan untuk keluar dari perbudakan di tanah Mesir dan bangsa Mesir sendiri yang menghalangi mereka untuk keluar dari negerinya. Tuhan tak segan-segan mendatangkan tulah yang bermacam-macam untuk menunjukkan kebesaran dan kemuliaanNya di hadapan bangsa Mesir. Keluaran 7-14
Juga terhadap sebagian bangsa Israel sendiri yang harus dikutuk Allah dan dilenyapkan dari kawanan mereka karena telah melanggar dan tidak taat pada perintah Tuhan. Bilangan 16:1-50
Di sana jelas dikisahkan bahwa Allah memisahkan bangsa Israel dari murka Allah dan sebaliknya menulahi bangsa Mesir yang tidak mau mengenal Allah dengan caraNya yang dasyat.
Juga terhadap keluarga Korah, Datan dan Abiram yang menentang Tuhan saat mereka berada di padang gurun. Merekapun harus dimusnahkan Tuhan dengan cara bumi menelan mereka semua beserta seluruh keluarga dan harta miliknya. Sedangkan mereka yang masih bertahan dalam ketaatan pada Tuhan itu dibiarkanNya tetap hidup.
Jadi kesimpulannya adalah bahwa Tuhan tetap memihak pada umatNya yang taat dan yang setia kepadaNya. Dan Dia akan meluputkan mereka dari segala murka Allah dalam bentuk apapun.
Jadi intinya adalah bahwa sebenarnya hanya Tuhanlah yang mengendalikan kejadian luar biasa seperti virus corona ataupun kejadian-kejadian lain di dunia ini. Dialah yang mengambil segala kontrol di atas muka bumi ini.
Pertanyaannya adalah, seberapa taat dan setia kita kepadaNya selama ini? Sudahkah kita hidup benar dan memenuhi standar kehendak Allah?
Pertanyaan itu hanya bisa kita jawab sendiri secara pribadi.
Selagi kita tetap hidup taat, hormat, takut dan gentar, hidup benar dan selalu mengandalkan Dia dan mempercayai kuasaNya, maka Dia yang akan pegang kendali hidup ini. Berserah dan terus berdoa dan mengucap syukur. Kalaupun kita memang harus terjangkit virus corona, jangan panik. Itu berarti Tuhan mempunyai alasan tersendiri terhadap kita dan marilah kita kembali kepadaNya dan bertobat, memohon ampun dan mengakui kesalahan kita. Selanjutnya biarlah Tuhan yang bertindak dan berpekara.
Tetapi sekali lagi Yesus Kristus adalah Tuhan yang memiliki segala kuasa di bumi dan di surga. Dia bisa menghidupkan dan mematikan siapa saja. Untuk itu, datang dan berlindunglah padaNya. Maka Dia akan meluputkan kita dari murkaNya.
Tidak perlu khawatir dan cemas akan apapun juga.
Selagi kita ada dalam kasihNya, tak ada yang dapat memisahkan kita. Baik itu aniaya, kelaparan, ketelanjangan, sakit penyakit. Sebab Kasih Tuhan cukup besar untuk melindungi dan memelihara anak-anakNya yang percaya kepadaNya. Dalam bahaya Dia menggendong kita.
Roma 8:35
Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?
Di samping kita harus tetap menerapkan pola hidup sehat dan memakan makanan yang wajar, juga tetaplah pelihara iman percaya dan ketaatan kita sebab di dalam tanganNya masa depan kita berada. Amin🙏
Terpujilah nama Tuhan.✝️❤️🙏


 PUJIAN MANUSIA

Siapakah di antara kita yang tidak senang dipuji? Tentu semua orang suka dipuji. Karena kecenderungan sifat manusia adalah senang dipuji, dihargai dan dibanggakan. Bahkan ada orang yang memiliki tingkat kebutuhan senang dipuji itu melebihi orang yang lain dan bahkan sangat berlebihan. Sementara yang lainnya tidak seberapa atau bahkan tidak terlalu suka dipuji sama sekali.
Hal ini manusiawi sekali karena pada dasarnya keinginan dipuji itu adalah kebutuhan jiwa yang tak tertulis bagi manusia. Karena sebuah pujian bisa memberikan semangat dan rasa percaya diri atau justru sebaliknya menjadi lebih tertekan dan terbebani.
Pujian yang dari manusia bisa bersifat tulus atau juga sebaliknya hanya berpura-pura. Semua itu memiliki efeknya sendiri-sendiri bagi setiap orang. Dan itu akan terus berlangsung, terus ada dan terus dibutuhkan oleh setiap orang.
Diakui atau tidak, sebuah pujian akan sangat berpengaruh bagi seseorang untuk menentukan tindakan. Baik itu positif atau negatif dalam sebuah ruang lingkup suatu permasalahan dalam kehidupan kita.
Namun bagi orang Kristen, pujian memiliki arti dan tanggung jawabnya sendiri.
Mari kita menelusuri kebenaran Alkitab, di dalam Kitab
Amsal 27:2 mengatakan
Biarlah orang lain memuji engkau dan bukan mulutmu, orang yang tidak kaukenal dan bukan bibirmu sendiri.
Yang artinya:
1. Kita harus melakukan apa yang terpuji, yang untuknya bahkan orang-orang asing akan memuji kita. Terang kita harus bercahaya di depan orang, dan kita harus melakukan perbuatan-perbuatan baik yang bisa dilihat, walaupun kita tidak boleh melakukannya dengan tujuan supaya bisa dilihat orang. Hendaklah perbuatan-perbuatan kita menjadi sedemikian rupa sehingga orang lain memuji kita, bahkan di pintu-pintu gerbang (Flp. 4:8).
2. Apabila kita sudah melakukannya, kita tidak boleh memuji diri sendiri, sebab itu adalah bukti dari kesombongan, kebodohan, dan cinta diri, dan akan sangat mengurangi nilai diri dan nama baik kita. Semua orang akan bergegas ingin menjatuhkan orang yang meninggikan dirinya sendiri. Mungkin memang ada kesempatan yang baik bagi kita untuk membenarkan diri kita sendiri, tetapi tidaklah patut bagi kita untuk menyanjung-nyanjung diri kita sendiri. Proprio laus sordet in ore – Memuji diri mencemarkan mulut.
Jadi jelas kan? Bahwa kita tidak perlu haus pujian. Walau kita menyadari bahwa semua hal di dalam diri kita ini pantas dipuji, tapi kita tetap tidak layak untuk mengharapkan pujian dari siapapun. Bahkan dari orang terdekat kita sekalipun. Karena biasanya orang terdekat kita (orang yang kita kenal) tidak selalu tulus memuji kita, tapi justru orang lain yang jauh yang tidak kita kenal yang akan memuji dan menghargai kita dengan sungguh-sungguh dan penuh ketulusan.
Sekali lagi penghargaan yang diberikan manusia itu tidak penting, jadi tidak perlu kita kejar. Kejarlah penghargaan dan perkenanan dari Tuhan. Karena itu yang sesungguhnya akan menentukan siapa kita di hadapanNya. Bagaimana kita hidup dan bagaimana kita memuliakan namaNya. Sebab tidak satupun yang layak menerima segala pujian dan hormat selain Tuhan kita Yesus Kristus. Allah pencipta langit bumi dan segala isinya.
Terpujilah nama Tuhan.✝️
By: Elok Kartika
Good night and God bless you all🙏❤️😇

Jika ada yang ENTENG kenapa memilih yang BERAT Bagaimana cara kita supaya bisa berada dalam situasi hidup yang tidak memiliki beban berat? J...