Selasa, 28 Januari 2020

Apakah Anda Suka Dipuji?

Apakah Anda Suka Dipuji?

Siapakah di antara kita yang tidak senang dipuji? Tentu semua orang suka dipuji. Karena kecenderungan sifat manusia adalah senang dipuji, dihargai dan dibanggakan. Bahkan ada orang yang memiliki tingkat kebutuhan senang dipuji itu melebihi orang yang lain dan bahkan sangat berlebihan. Sementara yang lainnya tidak seberapa atau bahkan tidak terlalu suka dipuji sama sekali.
Hal ini manusiawi sekali karena pada dasarnya keinginan dipuji itu adalah kebutuhan jiwa yang tak tertulis bagi manusia. Karena sebuah pujian bisa memberikan semangat dan rasa percaya diri atau justru sebaliknya menjadi lebih tertekan dan terbebani.
Pujian yang dari manusia bisa bersifat tulus atau juga sebaliknya hanya berpura-pura. Semua itu memiliki efeknya sendiri-sendiri bagi setiap orang. Dan itu akan terus berlangsung, terus ada dan terus dibutuhkan oleh setiap orang.
Diakui atau tidak, sebuah pujian akan sangat berpengaruh bagi seseorang untuk menentukan tindakan. Baik itu positif atau negatif dalam sebuah ruang lingkup suatu permasalahan dalam kehidupan kita.
Namun bagi orang Kristen, pujian memiliki arti dan tanggung jawabnya sendiri.
Mari kita menelusuri kebenaran Alkitab, di dalam Kitab
Amsal 27:2 mengatakan
Biarlah orang lain memuji engkau dan bukan mulutmu, orang yang tidak kaukenal dan bukan bibirmu sendiri.
Yang artinya:
1. Kita harus melakukan apa yang terpuji, yang untuknya bahkan orang-orang asing akan memuji kita. Terang kita harus bercahaya di depan orang, dan kita harus melakukan perbuatan-perbuatan baik yang bisa dilihat, walaupun kita tidak boleh melakukannya dengan tujuan supaya bisa dilihat orang. Hendaklah perbuatan-perbuatan kita menjadi sedemikian rupa sehingga orang lain memuji kita, bahkan di pintu-pintu gerbang (Flp. 4:8).
2. Apabila kita sudah melakukannya, kita tidak boleh memuji diri sendiri, sebab itu adalah bukti dari kesombongan, kebodohan, dan cinta diri, dan akan sangat mengurangi nama baik kita. Semua orang akan bergegas ingin menjatuhkan orang yang meninggikan dirinya sendiri. Mungkin memang ada kesempatan yang baik bagi kita untuk membenarkan diri kita sendiri, tetapi tidaklah patut bagi kita untuk menyanjung-nyanjung diri kita sendiri. Proprio laus sordet in ore – Memuji diri mencemarkan mulut.
Jadi jelas kan? Bahwa kita tidak perlu haus pujian. Walau kita menyadari bahwa semua hal di dalam diri kita ini pantas dipuji, tapi kita tetap tidak layak untuk mengharapkan pujian dari siapapun. Bahkan dari orang terdekat kita sekalipun. Karena biasanya orang terdekat kita (orang yang kita kenal) tidak selalu tulus memuji kita, tapi justru orang lain yang jauh yang tidak kita kenal yang akan memuji dan menghargai kita dengan sungguh-sungguh dan penuh ketulusan.
Sekali lagi penghargaan yang diberikan manusia itu tidak penting, jadi tidak perlu kita kejar. Kejarlah penghargaan dan perkenanan dari Tuhan. Karena itu yang sesungguhnya akan menentukan siapa kita di hadapanNya. Bagaimana kita hidup dan bagaimana kita memuliakan namaNya. Sebab tidak satupun yang layak menerima segala pujian dan hormat selain Tuhan kita Yesus Kristus. Allah pencipta langit bumi dan segala isinya.
Terpujilah nama Tuhan.✝️
Good morning and God bless you all🙏❤️😇

Jika ada yang ENTENG kenapa memilih yang BERAT Bagaimana cara kita supaya bisa berada dalam situasi hidup yang tidak memiliki beban berat? J...